Jumat, 19 Oktober 2012

Kebiasaan Buruk yang Harus Dihilangkan/Ditinggalkan Orang Yang Sudah Menikah/Kawin

Kebiasaan Buruk yang Harus Dihilangkan/Ditinggalkan Orang Yang Sudah Menikah/Kawin

 

Baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah mempunyai kewajiban-kewajiban yang yang harus dijalani dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Sebagai seorang suami atau istri dari pasangan hidupnya yang baik, meninggalkan berbagai kebiasaan-kebiasaan buruk yang dimiliki saat masih bujangan atau gadis sebelum menikah dulu adalah suatu yang penting untuk dilakukan. Meninggalkan kebiasaan atau perilaku buruk setelah menikah akan membuat pasangan hidup, anak-anak, keluarga, dan masyarakat di sekitarnya menjadi lebih baik.
Terlebih lagi ketika sudah punya anak hasil dari hubungan suami isteri yang sah. Kebiasaan buruk yang dimiliki orang tua bisa saja ditiru oleh anak yang memang belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Anak-anak yang suka meniru perbuatan buruk orangtuanya bisa mencemarkan nama baik keluarga serta dapat menimbulkan konflik dengan orang-orang yang ada di lingkungan sekitar. Sudah merupakan kewajiban orang tua untuk selalu memberikan bimbingan serta mengawasi anak-anaknya dari berbagai keburukan, yang semua itu demi kebaikan si anak maupun kebaikan keluarga besar.
1. Manja
Sifat dewasa harus selalu dikedepankan dan sifat kekanak-kanakan harus segera ditinggalkan jauh-jauh. Jika belum muncul sifat kedewasaannya upayakan untuk belajar. Kemandirian dan kemapanan pun juga harus diupayakan. Tidak semua orang yang baru menikah bisa langsung siap mandiri lepas dari berbagai ketergantungan orangtua dan mertua. Saat ini ataupun suatu saat nanti pasangan yang telah menikah harus mampu hidup mandiri, mapan, tidak manja, dan lain sebagainya. Keberhasilannya bisa dilihat dari kemampuan untuk hidup dengan keluarga kecil di tempat yang jauh dari campur tangan orangtua dan keluarga lainnya.
2. Badung / Bandel
Kenakalan demi kenakalan yang dilakukan sebelum nikah harus dikubur dalam-dalam agar isteri/suami dan anak-anak bisa menjadikan kita sebagai contoh teladan yang baik. Anak-anak dan juga pasangan hidup kita akan merasa malu dan tidak bangga apabila kita masih tetap bandel seperti layaknya anak-anak, abg dan remaja yang mencari jati diri. Jangan sampai anak-anak kita meniru hal-hal yang buruk dari orangtuanya.
3. Malas
Ketika sudah berkeluarga berarti harus bisa mencari nafkah yang cukup bagi keluarganya. Dengan begitu maka seseorang akan dituntut untuk giat bekerja mencari nafkah bagi isteri dan anak-anaknya, serta tidak menutup kemungkinan ditambah tanggungan lainnya seperti orangtua, mertua, adik, keponakan, dan lain sebagainya. Selain bekerja mencari penghidupan, ada banyak hal lain yang harus dikerjakan seperti pekerjaan rumah tangga, menjalin hubungan sosial yang baik dengan para tetangga, dan lain-lain.
4. Boros
Sebelum menikah / kawin, uang kita bisa bebas kita gunakan untuk memuaskan berbagai kebutuhan kita pribadi. Setelah menikah secara otomatis akan muncul pos-pos pengeluaran baru yang membuat kita harus mengorbankan kepentingan pribadi kita. Kita juga harus meninggalkan pengeluaran-pengeluaran yang tidak penting agar uang yang kita miliki cukup untuk kegiatan operasional keluarga.
5. Selingkuh
Jadilah sebagai suami/istri yang setia kepada pasangan hidupnya. Jangan maunya menang sendiri dengan melarang pasangan untuk selingkuh, namun diri kita sendiri melakukan perselingkuhan menduakan pasangan kita. Jika memang mampu dan memenuhi syarat untuk poligami, maka berterus-teranglah kepada isteri kita, bukan dengan cara main belakang menjalin cinta dengan wanita lain tanpa sepengetahuan anak istri kita. Alangkah malunya jika aib itu diketahui oleh anak, orangtua, saudara, tetangga, teman, dan lain-lain. Oleh sebab itu maka janganlah selingkuh, namun jadilah seorang lelaki sejati yang selalu setia kepada pasangannya apapun yang terjadi.
6. Emosional
Gunakan selalu kepala dingin dalam menyelesaikan setiap persoalan yang datang menghampiri kita. Marah-marah emosian justru malahan akan dapat memperparah masalah yang ada. Jika kita merasa ingi marah, maka tahanlah, dan bila perlu tenangkan pikiran dulu yang sedang berkecamuk beberapa saat sebelum bicara. Dengan hati yang tenang tanpa rasa emosi akan dapat menghasilkan penyelesaian yang jauh lebih baik serta tidak memunculkan masalah baru yang tidak kalah pelik.
7. Jorok
Ubahlah sifat dan perilaku kita sehari-hari menjadi lebih baik agar anak-anak dan pasangan hidup kita tambah sayang dan cinta kepada kita. Jagalah selalu kebersihan diri kita dan lingkungan sekitar kita, baik di dalam maupun di luar rumah. Jadilah orang yang cinta kebersihan, senang kerapihan, rajin merawat diri, memuji keindahan dan membenci hal-hal kotor nan jorok. Kebersihan adalah awal pangkal dari kesehatan. Mencegah sakit akan jauh lebih baik daripada mengobati penyakit. Jika kita merasa berat dengan urusan kebersihan, maka pembantu rumah tangga akan sangat membantu dalam urusan bersih-bersih dalam keluarga kecil bahagia kita.
8. Cengeng
Janganlah mudah menyerah atas masalah yang kita hadapi. Tuhan akan selalu menguji hamba-hambaNya untuk mengetahui seberapa besar kadar keimanan dan ketakwaannya. Upayakan untuk selalu menyelesaikan masalah keluarga kita tanpa dibantu campur tangan dari keluarga besar kita maupun dari orang lain. Maksimalkan peran musyawarah mufakat dalam keseharian kita agar tidak kita tanggung sendiri beban masalah yang ada pada keluarga kita.
9. Individualis
Sebagai seorang suami/istri sudah tidak jamannya lagi menjadi orang yang individualis karena baik pasangan kita maupun anak-anak juga merupakan manusia yang memiliki perasaan. Buang jauh-jauh sifat otoriter dalam mengatur rumah tangga kita dan terapkan metoda musyawarah untuk mufakat dalam setiap pengambilan keputusan. Orang yang otoriter mungkin saja akan dijauhi oleh isteri/suami maupun anak-anak. Sikap dan perilaku yang individualistis juga tidak boleh diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kita harus selalu menjaga hubungan baik kita dengan para tetangga dan orang-orang yang bukan tetangga kita. Bila kita melakukan kebaikan, maka orang lain pun tidak akan segan untuk berbuat baik kepada kita tanpa diminta.
10. Kecanduan Sesuatu yang Buruk
Ada hal-hal buruk yang dapat dengan mudah membuat seseorang ketagihan sehingga merasa harus menggunakannya terus-menerus seperti rokok, narkoba, judi, minuman keras, dan lain sebagainya. Sudah saatnya tobat, insyaf dan berhenti total melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri dan juga orang lain tersebut. Jangan malu dan malas untuk berobat secara fisik maupun mental agar tidak lagi ada kecanduan atau ketagihan akan sesuatu yang buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar